Frasa itu mengingatkanku
Tentang rasa bersalah di masa lalu
Bagai keliru menaburi bumbu
Mei terburuk sepanjang hidupku
Rasa manusiawiku yang terus menyeruak
Meronta hebat tak mau terkalahkan
Memerangi alam logika
Menentang hal mutlak, melewati batas
"Untuk apa aku melakukan hal ini?"
Kalimat itu pun kumuntahkan setiap hari
Bahkan sang peluru telah menembus ruang hati
Berpikir, "Mungkin engkaulah sang adipati"
Sejak kapan aku berbuat sejauh ini?
Berkata 'Kita' takkan sirna
Namun kini cahaya itu pudar
Berusaha mempertahankan
Tapi tak ada yang dipertahankan
Lalu kemana semua ini bermuara?
Di malam sekitar sebelas
Bisumu terdengar laksana koloni bintang
Tersembunyi dibalik bisingnya roda dua
Berharap gelap kan cepat terlewat
Kisah itu kini telah tiada
Entah apa yang harus kuceritakan
Pada langit yang selalu menunggu ceria
Terpancar penuh saat ku berdongeng tentangnya
Sungguh palsu saat kuberkata
"Kami berdua baik-baik saja"
Ya, dia baik melanjutkan kisahnya dengan seseorang
Dan aku terlalu baik untuk tetap menaruh asa tentangnya
Detik ini akhirnya kuputuskan
Menutup rapat sang perkamen tua
Terperangkap di kedalaman pikiran
Dan ego diri yang harus kubunuh setiap saat
Akulah sang pembunuh utama
Mengalahkan Jack The Ripper si aktor handal
Menikam setiap detail perasaan
Membingkainya menjadi prasasti tak bertuan
Puisi Kekalahanku
Read User's Comments0
Langganan:
Komentar (Atom)





