Kupikir
di masa baru seperti ini, kejadian lama tidak akan terulang lagi. Kejadian yang
selalu terulang-ulang bagaikan roda takdir yang terus berputar tanpa henti.
Roda takdir itu terus mengikuti kemana langkahku pergi, dimana aku berada, dan
selalu datang dalam mimpiku bagaikan nightmare
yang selalu mengetuk pintu dulu untuk masuk dalam tidurku.
Kupikir semuanya akan berubah kini.
Aku, dia, dan takdir buruk yang terus menghantuiku setiap waktu. Bagai
menguntitku dari belakang dan menyergap tanpa kutahu keberadaannya. Menarik
siapa saja yang ada di dekatku untuk memainkan permainan mengerikan yang bukan
hanya mengorbankan raga, namun juga hati dan perasaan. Terus menyiksaku dengan
berbagai cara yang sama dan dengan tokoh yang berbeda.
Kupikir masalah ini akan terhenti.
Ternyata aku salah. Justru luka di hati ini semakin menganga lebar dan rasanya
sulit untuk ditutupi kembali. Walaupun berhasil, luka ini akan terus membekas
dalam jiwa. Sayatan demi sayatan digoreskan dengan mudahnya tanpa bertanya rasa dengan pemiliknya.
Bagaikan ingin lari dari kehidupan yang kejam namun akhirnya tetap bertahan
karena masih ingin berharap datangnya keajaiban.
Kupikir bodoh sekali aku ini. Sampai
sekarang masih mencoba untuk percaya bahwa aku pantas bahagia. Masih mencoba
untuk percaya akan adanya keajaiban yang mungkin dapat menuntunku keluar dari
lumpur hisap yang bisa menelanku ke bagian bumi terdalam kapanpun sesuka yang
ia mau.
Kupikir bodoh sekali aku ini. Aku
membiarkan nightmare itu masuk dalam
kehidupanku. Padahal ia sudah dengan sopannya mengetuk pintu dan memberi
kesempatanku untuk membolehkan ia masuk atau mengusirnya jauh-jauh dari
kehidupanku. Aku punya kesempatan itu. Tapi dengan bodohnya aku biarkan ia
masuk demi sebuah harapan yang ternyata tak bisa terkabulkan [ralat : tak akan
terkabulkan].
Kupikir bodoh sekali aku ini. Aku
membiarkannya masuk dalam kehidupanku, berharap ia dapat merubah duniaku dengan
serbuk ajaib yang ia miliki. Aku seperti orang bodoh yang berhasil masuk perangkapnya
lalu terjerat tak dapat lepas. Hanya dapat berharap waktu dapat menghentikan semua.






0 komentar:
Posting Komentar